apasebab.com – Mencari ide bisnis adalah sesuatu yang gampang-gampang susah.
Terlihat gampang, tetapi ternyata tak segampang itu. Sepertinya susah, tetapi kalau diusahakan masih bisa kok dapat ide yang cemerlang.
Dalam bidang apa pun, bukan hanya bisnis, ide adalah sesuatu yang mahal. Mulai dari menemukan ide, sampai kemudian mematangkan dan mewujudkan ide tersebut.
Begitu berharganya ide sehingga sekalangan orang bersikap sangat hati-hati dalam mengungkapkan ide atau untuk sekadar curhat.
Dalam bidang apa pun, bukan hanya bisnis, ide adalah sesuatu yang mahal. Mulai dari menemukan ide, sampai kemudian mematangkan dan mewujudkan ide tersebut.
Begitu berharganya ide sehingga sekalangan orang bersikap sangat hati-hati dalam mengungkapkan ide atau untuk sekadar curhat.
Pasalnya, penyambar ide ada di mana-mana. Bahkan orang dekat yang dipercaya pun bisa menjadi pencuri ide kita.
Lengah dikit, ide kita sudah dieksekusi oleh orang lain.
Pada masa mudanya ibu tersebut adalah seorang mahasiswi. Nahas, tinggal selangkah lagi menyelesaikan kuliah S1-nya, skripsi yang ia susun dengan susah payah dicuri oleh temannya.
Hal tersebut membuatnya depresi dan ingatannya terhenti pada masa kuliah. Puluhan tahun berlalu, ia masih merasa dirinya mahasiswi dan rajin datang ke kampus untuk kuliah.
Ia tidak mengganggu siapa pun. Ia hanya berjalan-jalan di dalam kampus dan masuk ke ruang-ruang kelas untuk menyimak perkuliahan.
Btw, pada masa ibu tersebut, menyusun skripsi tidak semudah sekarang. Referensi mesti dicari manual dari buku-buku, karena belum ada akses internet.
Naskah skripsi pun diketik dengan mesin ketik biasa, belum menggunakan komputer atau laptop seperti sekarang. Jika belum sempat menggandakan dengan cara memfotokopi, kemudian naskah itu hilang atau dicuri, tamatlah sudah.
Masih dari dunia perskripsian, ada juga Gen Z yang speak up. Ide skripsi yang sudah tertuang rapi dalam proposal seminar, dicuri plek-ketiplek oleh teman dekat sendiri. Sialnya lagi, si pencuri lebih cepat mengajukan proposal tersebut kepada dosen pembimbing.
Sampai depresi sih tidak, tetapi rasa marah dan dendamnya tersimpan hingga kini.
Pada masa kini, dengan sudah ratusan juta orang yang lebih dahulu berbisnis, sepertinya tidak ada lagi ide bisnis yang benar-benar murni tanpa terpengaruh oleh apa pun.
Meskipun begitu, masih banyak juga yang kesulitan mencari ide bisnis. Keinginan berbisnis sih ada, tapi bisnis apa, ya?
Berikut ini tiga cara untuk menemukan ide bisnis yang dapat dilakukan dengan mudah:
Mengalami kesulitan sering kali menjadi hal yang menjengkelkan. Dalam beberapa hal, kesulitan bahkan bisa membuat langkah terhenti.
Namun, kesulitan juga dapat menjadi sumber ide bisnis. Misalnya pengalaman Yukka Harlanda.
Mengutip dari IDNtreprenur, Yukka memiliki kaki berukuran besar sehingga mengalami kesulitan menemukan sepatu yang cocok untuknya dengan harga yang juga terjangkau.
Kesulitan itu membuat Yukka harus memesan sepatu secara khusus. Ternyata banyak yang berminat dengan sepatu tersebut dan memesannya pada Yukka.
Dari situ lahirlah sepatu bermerek Brodo Footwear yang menggandeng para pengrajin lokal.
“Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.” Begitu janji Allah dalam Al Quran Surat Al-Insyirah ayat 6.
Hobi bisa menjadi cara untuk stress release, juga jalan untuk mendapatkan ide bisnis.
Orang yang menggemari sesuatu, biasanya akan antusias mengulik seluk-beluknya dan mencari informasi selengkap mungkin.
Hobi berkebun, misalnya. Tentu bukan sekadar hobi melihat tanaman yang tumbuh subur dengan bunga-bunga indah atau buah-buahan yang menggiurkan.
Hobi itu pasti diikuti dengan kesenangan mempelajari cara berkebun yang benar, cara memilih benih tanaman, cara mengatasi hama, dan sebagainya.
Dari hobi berkebun ini bisa muncul ide bisnis seperti bisnis sayuran dan buah organik, bisnis makanan sehat, bisnis urban farming, dan bisnis tanaman herbal.
Membaca juga bisa menjadi cara menemukan ide bisnis. Tak berarti harus membaca buku bisnis untuk menemukan ide bisnis.
Beragam jenis bacaan bisa dijadikan pilihan. Mulai dari komik, novel, buku how to, hingga biografi.
Medianya pun tak terbatas pada buku cetak atau e-book, tetapi juga bisa dari artikel-artikel di berbagai web berita atau dari blog bisnis.
Pengalaman orang-orang yang telah sukses (bahkan yang gagal) dalam berbisnis merupakan masukan yang berharga. Bagaimana mereka merintis usaha, jatuh bangun yang mereka alami, dan sebagainya.
Mencari pemasok dan rekanan pun perlu dilakukan dengan hati-hati, mengingat tak sedikit usaha yang hancur karena dikhianati oleh supplier dan rekan yang dipercaya.
Ide bisnis adalah hal yang mahal. Namun, gagal karena tergesa-gesa memulai bisnis pun bukanlah hal yang murah.
Referensi
IDNtrepreneur. https://idntrepreneur.com/9-kisah-sukses-pengusaha-muda-indonesia-memulai-bisnis-dari-nol Diakses tanggal 12 Oktober 2025.
Lengah dikit, ide kita sudah dieksekusi oleh orang lain.
Ide yang Dicuri
Beberapa hari belakangan ini media sosial ramai dengan berita tentang seorang ibu yang mengalami depresi.Pada masa mudanya ibu tersebut adalah seorang mahasiswi. Nahas, tinggal selangkah lagi menyelesaikan kuliah S1-nya, skripsi yang ia susun dengan susah payah dicuri oleh temannya.
Hal tersebut membuatnya depresi dan ingatannya terhenti pada masa kuliah. Puluhan tahun berlalu, ia masih merasa dirinya mahasiswi dan rajin datang ke kampus untuk kuliah.
Ia tidak mengganggu siapa pun. Ia hanya berjalan-jalan di dalam kampus dan masuk ke ruang-ruang kelas untuk menyimak perkuliahan.
Btw, pada masa ibu tersebut, menyusun skripsi tidak semudah sekarang. Referensi mesti dicari manual dari buku-buku, karena belum ada akses internet.
Naskah skripsi pun diketik dengan mesin ketik biasa, belum menggunakan komputer atau laptop seperti sekarang. Jika belum sempat menggandakan dengan cara memfotokopi, kemudian naskah itu hilang atau dicuri, tamatlah sudah.
Masih dari dunia perskripsian, ada juga Gen Z yang speak up. Ide skripsi yang sudah tertuang rapi dalam proposal seminar, dicuri plek-ketiplek oleh teman dekat sendiri. Sialnya lagi, si pencuri lebih cepat mengajukan proposal tersebut kepada dosen pembimbing.
Sampai depresi sih tidak, tetapi rasa marah dan dendamnya tersimpan hingga kini.
Menemukan Ide Bisnis
Bagaimana dengan ide bisnis?Pada masa kini, dengan sudah ratusan juta orang yang lebih dahulu berbisnis, sepertinya tidak ada lagi ide bisnis yang benar-benar murni tanpa terpengaruh oleh apa pun.
Meskipun begitu, masih banyak juga yang kesulitan mencari ide bisnis. Keinginan berbisnis sih ada, tapi bisnis apa, ya?
Berikut ini tiga cara untuk menemukan ide bisnis yang dapat dilakukan dengan mudah:
1. Kesulitan
![]() |
Cari ide bisnis apa? |
Mengalami kesulitan sering kali menjadi hal yang menjengkelkan. Dalam beberapa hal, kesulitan bahkan bisa membuat langkah terhenti.
Namun, kesulitan juga dapat menjadi sumber ide bisnis. Misalnya pengalaman Yukka Harlanda.
Mengutip dari IDNtreprenur, Yukka memiliki kaki berukuran besar sehingga mengalami kesulitan menemukan sepatu yang cocok untuknya dengan harga yang juga terjangkau.
Kesulitan itu membuat Yukka harus memesan sepatu secara khusus. Ternyata banyak yang berminat dengan sepatu tersebut dan memesannya pada Yukka.
Dari situ lahirlah sepatu bermerek Brodo Footwear yang menggandeng para pengrajin lokal.
“Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.” Begitu janji Allah dalam Al Quran Surat Al-Insyirah ayat 6.
2. Hobi
Hobi adalah sesuatu yang umumnya dilakukan pada waktu senggang, dilakukan secara sadar dan sukarela (alias bukan karena terpaksa), serta memberikan perasaan puas dan senang.Hobi bisa menjadi cara untuk stress release, juga jalan untuk mendapatkan ide bisnis.
Orang yang menggemari sesuatu, biasanya akan antusias mengulik seluk-beluknya dan mencari informasi selengkap mungkin.
Hobi berkebun, misalnya. Tentu bukan sekadar hobi melihat tanaman yang tumbuh subur dengan bunga-bunga indah atau buah-buahan yang menggiurkan.
Hobi itu pasti diikuti dengan kesenangan mempelajari cara berkebun yang benar, cara memilih benih tanaman, cara mengatasi hama, dan sebagainya.
Dari hobi berkebun ini bisa muncul ide bisnis seperti bisnis sayuran dan buah organik, bisnis makanan sehat, bisnis urban farming, dan bisnis tanaman herbal.
3. Membaca
![]() |
Membaca bisa menjadi jalan untuk menemukan ide bisnis. |
Membaca juga bisa menjadi cara menemukan ide bisnis. Tak berarti harus membaca buku bisnis untuk menemukan ide bisnis.
Beragam jenis bacaan bisa dijadikan pilihan. Mulai dari komik, novel, buku how to, hingga biografi.
Medianya pun tak terbatas pada buku cetak atau e-book, tetapi juga bisa dari artikel-artikel di berbagai web berita atau dari blog bisnis.
Pengalaman orang-orang yang telah sukses (bahkan yang gagal) dalam berbisnis merupakan masukan yang berharga. Bagaimana mereka merintis usaha, jatuh bangun yang mereka alami, dan sebagainya.
Penutup
Menemukan ide bisnis adalah langkah awal. Ide tersebut perlu dimatangkan lebih dahulu. Jika perlu, lakukan pula riset atau survei tentang kelayakan ide tersebut.Mencari pemasok dan rekanan pun perlu dilakukan dengan hati-hati, mengingat tak sedikit usaha yang hancur karena dikhianati oleh supplier dan rekan yang dipercaya.
Ide bisnis adalah hal yang mahal. Namun, gagal karena tergesa-gesa memulai bisnis pun bukanlah hal yang murah.
Untuk pemula yang introvert, artikel 7 Ide Bisnis yang Cocok untuk Introvert akan membantu menemukan bisnis yang sesuai.
Referensi
IDNtrepreneur. https://idntrepreneur.com/9-kisah-sukses-pengusaha-muda-indonesia-memulai-bisnis-dari-nol Diakses tanggal 12 Oktober 2025.
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu, ya. Terima kasih.